Sabtu, 08 Oktober 2016

PEMADAM KELAPARAN: Tamu Harap Lapar

Oke bro and sis. Kali ini saya ingin menulis tentang judul di atas. Lha memang iya, kan sudah pasti harus begitu. Masa sudah punya judul di atas trus tulisannya tentang hal yang lain. Judul di atas saya ambil dari nama warung makan Mbah Parmo. Bagi saya pribadi nama Pemadam Kelaparan cukup unik, dan bikin geli-geli lucu begitu. Secara usil dan iseng saya berpikir begini. Mungkin Mbah Parmo adalah mantan petugas pemadam kebakaran yang beralih usaha dengan mendirikan warung makan. Atau malah mbah Parmo adalah petugas pemadam kebakaran yang masih aktif, dan mendirikan usaha warung makan untuk membantu pendapatan keluarga. Atau mungkin Mbah Parmo adalah petugas pemadam kebakaran yang pernah mengalami kelaparan saat tengah memadamkan kebakaran. Yaaa..., begitulah... Saya kira cukup basa-basinya.

PEMADAM KELAPARAN.
Secara sepintas, ketika saya membaca tulisan Pemadam Kelaparan, otak saya telah lebih dahulu sampai ke Pemadam Kebakaran. Artinya otak saya telah terbiasa mengasosiasikan kata Pemadam dengan Kebakaran. Mungkin karena hal kebakaran kadang menjadi bacaan, tontonan juga materi dengaran yang acap kali diberitakan media massa. Padahal kan kita tahu bahwa tidak selamanya pemadam berhubungan dengan kebakaran. Ada juga yg namanya pemadaman listrik. (Yang ini paling banyak di NTT-daerah saya). Tapi begitulah...
Pemadam Kelaparan sesungguhnya bukan hanya sekedar nama. Ini lebih kepada sebuah bahasa iklan. Ya benar. Iklan yang akan membuat kita yang membacanya tertarik dengan geli dan penasaran. Iklan yang didasarkan pada pengalaman merasa lapar, sebuah reaksi fisiologis yang menandai ketiadaan bahan makanan untuk diolah lambung, yang pada akhirnya menimbulkan rasa perih, panas seakan terbakar dalam lambung. Gejala terbakar ini yang dipakai untuk memberi nama pada warung makan Mbah Parmo. Rasa terbakar di lambung karena lapar ini hanya bisa dipadamkan lewat satu tindakan yaitu makan. Di sinilah Mbah Parmo menawarkan solusi dengan mendirikan warung makan. Jadi siapapun,  di tengah perjalanannya mengalami rasa lapar, silahkan mampir sebentar di warung makan Mbah Parmo ini untuk memadamkan rasa laparnya.

TAMU HARAP LAPAR
Sama seperti nama warung Pemadam Kelaparan yang bisa jadi adalah plesetan dari Pemadam Kebakaran, kalimat ini mengingatkan kita pada pemberitahuan resmi di kantor-kantor atau perumahan yang ada pos jaganya. Tamu Harap Lapar bisa jadi adalah plesetan dari Tamu Harap Lapor. Selain menunjukkan bahwa pada dasarnya mereka yang mempir ke warung makan ini adalah mereka yang tengah merasa lapar, kalimat singkat ini merupakan sebuah umpan yang mujarab. Kalimat ini merupakan stimulus ampuh untuk memancing lapar sebagai respon. Penjelasannya demikian. Sebagai sebuah stimulus, kalimat ini ditangkap indera penglihatan lalu dikirim ke otak untuk dikelola. Lalu otak akan memberikan perintah ke bagian tubuh yang berkaitan dengan stimulus tersebut. Sesuai data yang tersimpan di memori otak, hal lapar akan dihubungkan dengan hal makan. Maka secara tak disadari otak memberi sinyal kepada lambung untuk bereaksi. Jadi secara langsung akan timbul keinginan untuk makan. Respon ini akan berupa gejala fisik, perut keroncongan, lambung terbakar dan segala jenis gejala fisik lain yang berhubungan dengan lapar dan makan.
Secara saya, pemilihan kalimat yang dipakai Mbah Parmo ini menjadi daya tarik, juga sebuah iklan yang menarik bagi keberhasilan usaha warung makannya di samping faktor pendukung lain. Setidaknya jika kita sedikit mau berpikir, warung makan Mbah Parmo dapat menjadi sebuah pembelajaran bagi kita. Jika kita mau membuka usaha, berikanlah sebuah identitas yang menarik dan menimbulkan penasaran. Jangan lupa juga memanfaatkan hal-hal umum yang sering tidak disadari namun sesungguhnya bila dimanfaatkan akan membawa dampak yang positif.
O iya, warung makan Pemadam Kelaparan terletak di pinggiran jalan setelah Imogiri menuju beberapa obyek wisata seperti Hutan Pinus, Kebun Buah Mangunan, Watu Lawang, juga bisa dilanjutkan ke beberapa pantai di daerah Wonosari. Jadi kalau dalam perjalanan melintasi jalur itu dan anda merasa lapar, silahkan mampir untuk memadamkan kelaparan di warung makan Pemadam Kelaparan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar